Selamat Datang

Senin, 13 Mei 2013

Pembelajaran kooperatif dan individual


TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) & COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
A.    TAI (Team Assisted Individualization)
1.     Dasar Pemikiran
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Dasar pemikiran dibalik individualisasi pengajaran adalah bahwa siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, keterampilan dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagaian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut. Dan akan gagal memperoleh manfaat. Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi tersebut, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu saja.

Dalam pembelajaran TAI, semua siswa berada dalam kelompok, bukan dalam sesi-sesi pelajaran individu. Individualitas dalam pengajaran di kelas menuntut biaya yang terkait dengan efisiensi. Waktu yang dihabiskan untuk memeriksa materi dan mengelola program juga merupakan waktu yang paling banyak dihabiskan. Pembelajaran TAI dirancang untuk mengatasi masalah pengajaran individu yang dilakukan dengan metode mengajaran individual. Dengan mengelompokkan siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dengan menghadapi masalah, saling memberikan dorongan untuk maju.

2.     Pengertian
Secara harfiah Team Assisted Individualy dapat diartikan Bantuan Individual dalam Kelompok, dengan karateristirk bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuannya sendiri, tidak hanya menerima pengetahuan dari guru saja. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.

Team Assisted Individualy menurut Slavin (1985) adalah:
Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupa modul.
Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi.Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.Pembelajaran kooperatif TAI dirancang dan digunakan untuk pembelajaran terprogram, dan diciptakan untuk pembelajaran matematika pada pada Kelas III-VI SD. Pembelajaran TAI juga mirip dengan pembelajaran STAD dalam hal komposisi tim, tetapi berbeda dalam cara pembelajaran. STAD hanya menggunakan cara tunggal yakni team atau kelompok, sementara, TAI menggabungkan cara kelompok dan individual. Selain itu STAD menggunkan satu bentuk pembelajaran, sedangkan TAI menggunakan kombinasi pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual. Pada model pembelajaran kooperatif dengan meodel TAI ini setiap siswa belajar sesuai dengan unit yang diprogramkan sesuai dengan level kemampuannya.

3.     Kegiatan Pembelajaran
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TAI terdiri dari delapan komponen diantaranya:
1.     Membagi siswa dalam kelompok
Siswa dalam model TAI ditempatkan dalam kelompok-kelompok heterogen yang terdiri 4 sampai 5 orang seperti pada model STAD dan TGT.
2.     Tes penempatan
Pada awal program pembelajaran diberikan pretest, yang dimaksudkan untuk menempatkan siswa pada program individu yang didasarkan pada hasil test mereka.
3.     Mempelajari materi pembelajaran
Siswa menyelesaikan proses mempelajari materi pelajaran yang telah disusun sesuai dengan kurikulum, misalnya untuk mata pelajaran matematika mengenai penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, numerasi, pecahan, desimal, rasio, persen, statistik, dan aljabar.
4.     Belajar kelompok
Setelah ujian penempatan, guru mengajarkan materi pertama. Kemudian siswa mempelajari unit materi pelajaran yang telah ditentukan secara individual. Siswa mengerjakan unit-unit materi tersebut dalam kelompok masing-masing.
5.     Skor dan penghargaan kelompok
Pada akhir minggu, guru menghitung skor kelompok. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang tercakup oleh angota kelompok dan akurasi dari tes-tes unit,kriteria ditetapkan untuk penampilan hasil kelompok.
6.      Mengajar kelompok
Saat memulai materi baru, guru mengajarkan materi pokok selama 10 atau 15 menit secara tradisional kepada siswa. Tujuannya adalah untuk memeperkenalkan konsep utama kepada siswa. Guru menggunakan manipulasi, diagram dan demonstrasi. Pelajaran dirancang untuk membantu siswa memahami hubungan diantara materi yang diajarkan dengan masalah kehidupan nyata.
7.     Test fakta
Dua kali seminggu siswa-siswa diberikan tes-tes 3 menit tentang fakta (misalnya dalam materi matematika mengenai fakta-fakta perkalian atau pembagian).
8.     Unit keseluruhan
Setiap tiga minggu, guru menghentikan program individual dan menggunakan waktu seminggu untuk mengajar keterampilan geometri, himpunan, dan strategi pemecahan masalah

4.     Kelebihan
a.     Meningkatkan hasil belajar
b.     Meningkatkan motivasi belajar pada siswa
c.      Mengurangi perilaku yang mengganggu
d.     Membantu siswa yang lemah

5.     Kekurangan
a.     Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat  pembelajaran
b.      Dengan jumlah siswa yang besar dalam kelas, maka guru akan mengalami kesulitan  dalam memberikan bimbingan kepada siswa

B.   CIRC ( Cooperative Integrated Reading And Compotition)
1.     Dasar Pemikiran
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Karena membaca dan menulis jarang tersentuh oleh pembelajaran TAI, sedangkan pada mata pelajaran lain sering digunakan.

Pengajaran CIRC difokuskan pada kurikulum dan pada metode pengajaran merupakan upaya untuk memperkenalkan teknik terbaru dalam melakukan pelajaran membaca dan menulis. Dalam penerapannya juga merupakan kolaborasi pengajaran individu dengan pembelajaran kelompok. mengkombinasikan kelompok pengajaran homogen dan kelompok kerja heterogen ternyata juga praktis untuk membaca dan menulis.

CIRC dikembangkan berdasarkan analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran membaca, menulis, seni berbahasa. Isu-isu prinsipil yang menjadi tujuan dalam proses pengembangan CIRC adalah:
a.     Tindak Lanjut. Yang menonjol dalam pembelajaran membaca adalah penggunaan kelompok membaca yang terdiri atas siswa-siswa dengan kemampuan awal yang sama. Dasar pemikiran utama untuk penggunaan kelompok dengan kemampuan homogen dalam pelajaran membaca adalah adalah bahwa siswa perlu memiliki materi-materi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Namun, penggunaan kelompok membaca menimbulkan masalah, yaitu siswa yang lain yang berada di dalam kelas yang sama harus diberi kegiatan lain. Kegiatan yang tidak banyak menuntut tuntutan pengarahan yang banyak dari guru.
Fokus utama kegiatan CICR sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Siswa yang bekerja sama dalam kelompok, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, agar dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai; pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan.
b.      Membaca Lisan. Membaca dengan suara keras merupakan bagian yang menjadi strandar dari sebagian besar program CIRC. Kegiatan ini memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan membaca yang pada kelas tradisional siswa memiliki sedikit sekali waktu untuk membaca dengan suara keras. Atau bahkan dalam kelas trasional, siswa yang membaca diganggun oleh hdzsiswa yang lain. Dan tujuan pengajaran CIRC ini adalah untuk lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca. Bagaimana siswa lain tidak mengganggu dan menyibukkan diri untuk merespon apa yang dibacakan temannya.
c.      Kemampuan Memahami Bacaan. Kegiatan membaca biasanya lebih menekannkan pemahaman secara harfiah ketimbang pemahaman secara interpretatif dan logis. Penelitian mengakatan bahwa pembaca yang buruk adalah tidak memiliki strategi pemahaman dan kontrol metakognitif dari kegiatan membaca yang dilakukan. Ini akan menjadi sia-sia, namun untuk itulah dilakuakan CIRC. Dalam CIRC digunakan tim-tim kooperatif untuk membantu siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.
d.     Menulis dan Seni Berbahasa. Waktu yang terhabiskan di sekolah lebih kepada pelajaran yang terfokus secara terpisah, dan sedikit sekali waktu yang dialokasikan untuk pelajaran menulis. Salah satu tujuan CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni berbahasa adalah merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi pendekatan proses menulis dan seni berbahasa yang banyak memanfaatkan kehadiran siswa yang lain. Siswa menyunting karangan mereka dengan kolaborasi erat dengan taman satu tim.

2.     Pengertian
Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition,khusus digunakan untuk pembelajaran bahasa. Komponen utaman dari pembelajaran CIRC adalah membaca, pemahaman dan karangan.
CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif, dalam kelompok. membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok,refleksi.

3.     Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran model CIRC tidak berbeda dengan kegiatan belajar model pembelajaran kooperatif sebelumnya, seperti tahap-tahap pembelajaran yang terdapat pada model Investigasi Kelompok.
a.     Mengidentifikasi Topik dan Mengorganisasikan ke dalam masing-masing kelompok kerja.
Siswa membaca cepat berbagai sumber, mengajukan topik dan mengkategorikan saran-saran.Siswa bergabung dalam kelompok yang sedang mempelajari topik yang mereka pilih.Komposisi kelompok didasarkan pada minat dan bersifat heterogen.Guru membantu dalam mengumpulkan informasi dan memfasilitasi organisasi.
b.     Merencanakan Kegiatan Kelompok
Siswa membuat perencanaan bersama: Apa yang akan kita kaji? Bagaimana kita mengkaji? Siapa yang melakukannya? (pembagian kerja) dan Apa tujuan atau maksud kita menyelidiki topik ini?
c.       Melaksanakan Pembelajaran
Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data-data dan mencapai kesimpulan. Masing-masing anggota kelompok berkontribusi terhadap usaha kelompok. Siswa saling menukarkan, mendiskusikan, menjelaskan dan mensistesiskan gagasan-gagasan.
d.      Mempersiapkan Laporan Akhir
Para anggota kelompok menentukan hal-hal ynag sangat penting dari pesan pembelajaran yang telah dipelajari.Para anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.Para wakil kelompok membentuk steering committe untuk mengkoordinasikan rencana-rancana untuk presentasi.
e.       Menyajikan Laporan Akhir
Presentasi dilakukan terhadap seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.Presentasi harus melibatkan khalayak(audience) secara aktif.Khalayak mengevaluasi kejelasan dan daya tarik presentasi menurut kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh kelas.
f.       Evaluasi
Siswa saling tukar umpan balik tentang topik, tentang hasil bacaan, dan tentang pengalaman-pengalaman afektif mereka tentang bacaan tersebut. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung. Asesmen terhadap pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran tingkat yang lebih tinggi.

4.     Kelebihan
a.     Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
b.     Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
c.      Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok
d.     Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaan
e.      Membantu siswa yang lemah
f.       Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah

5.     Kekurangan
a.      Pada saat presentasi hanya peserta didik yang aktif yang tanya.
b.     Banyak memboroskan waktu.
c.      Persiapan yang perlu dilakukan guru yang akan menggunakan
model pembelajaran kooperatif cukup rumit.
d.     Pengelolaan kelas dan pengoganisasian peserta didik lebih sulit.
e.      Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik bahasan meluas, sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan


























DAFTAR PUSTAKA

Slavin. Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik.Bandung: Nusa Media.
http://tepenr06.wordpress.com/2011/10/24/pembelajaran-team-assisted-individualization-tai-and-cooperative-integrated-reading-and-composition-circ(di akses tgl 6 0ktober 2012)
http://wilianisme.blogspot.com/2009/06/tai-dan-circ.html (di akses tgl 7 oktober 2012)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar