Selamat Datang

Senin, 13 Mei 2013

Desain Pembelajaran

ANALISIS MODEL DESAIN  PEMBELAJARAN  GERLACH DAN ELY
I.     Pendahuluan
Pendidikan adalah sebuah proses transformasi nilai budaya dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Dalam proses transformasi ini ada perpindahan nilai yang dihantarkan oleh seorang kepada orang lain dalam situasi tertentu, untuk sebuah tujuan. Pendidikan merupakan sebuah proses  kegiatan yang memerlukan suatu rancangan untuk menata kegiatan tersebut. Semakin baik suatu  rancangan kegiatan maka semakin maksimal hasil yang akan dicapai. dalam proses pendidikan ada nilai yang dihantarkan, nilai ini disebut dengan nilai pendidikan. Bila kita pilih nilai yang tepat untuk dikemas dalam proses pendidikan maka kita akan menuai hasil yang tepat pula di masa depan. Dan dalam proses pendidikan, khususnya   situasi yang mengiringi kegiatan pembelajaran, yang merupakan suatu keadaan dimana proses pendidikan itu  berlangsung. Maka rancangan yang baik sangatlah menunjang berlangsungnya proses pendidikan secara efektif dan efisien dan tepat sasaran.
Seorang tenaga pendidik sebelum melakukan kegiatan pembelajaran sebaiknya terlebih dahulu membuat rancangan pembelajaran. Dalam mengembangkan rancangan  pembelajaran diharapkan guru menggunakan salah satu model desain pembelajaran yang di anggap cocok untuk di kembangkan sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

II.  Pembahasan
A.    Pengertian model desain pembelajaran
Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran yang bersifat uraian atau penjelasan. Uraian atau penjelasan menunjukkan bahwa suatu model desain pembelajaran  menyajikan bagaimana suatu pembelajaran dibangun atas dasar teori- teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem, dan sebagainya. Tentu saja semua mengacu pada bagaimana penyelenggaan proses belajar dengan baik. Sebagai saran, disain pembelajaran mengandung aspek bagaimana sebaiknya pembelajaran diselenggarakan atau diciptakan melalui serangkaian prosedur serta penciptaan lingkungan belajar. Selain itu, disain pembelajaran terdiri atas kegiatan- kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk suatu proses belajar.
Arend (1997) memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting. Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas dari pada pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi anak-anak.
Atas dasar pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai berikut. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar (kompetensi belajar). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang logis.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan  pembelajaran. Karena itu, pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
Jadi, model pembelajaran merupakan suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan srategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi pembelajaran), dan pengelolaan kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Arend “The term teaching model refers to a particular aproach to instruction that includes its goals, sintax, enviroment, and management system”. Artinya, model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu, termasuk tujuannya, langkah-langkahnya (syntax), lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
B.     Model Pengembangan Gerlach dan Ely
Model Gerlach dan Ely adalah sebuah model pembelajaran yang cocok digunakan untuk segala kalangan termasuk untuk pendidikan tingkat tinggi, karena didalamnya terdapat penentuan strategi yang cocok digunakan oleh peserta didik dalam menerima materi yang akan disampaikan.
Model pembelajaran ini merupakan suatu metode perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini juga menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.
Diantara sekian banyak model pembelajaran yang dikembangkan, salah satunya adalah model pembelajaran Gerlach dan Ely (1971). Menurut Rusman model ini cocok digunakan di segala kalangan termasuk untuk pendidikan tingkat tinggi, sebab dalam model ini :
1.    Terdapat penentuan strategi yang cocok digunakan oleh peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan.
2.    Menetapkan pemakaian teknologi pendidikan sebagai media dalam penyampaian materi.
3.    Adanya upaya untuk menggambarkan secara grafis, suatu metode perencanaan yang sistem.
4.    Merupakan suatu garis pedoman atau peta perjalanan yang hendaknya digunakan sebagai checklist dalam membuat sebuah rencana pembelajaran.
5.    Memperlihatkan keseluruhan PBM yang baik sekalipun tidak menggambarkan perincian setiap komponen.
6.     Memperlihatkan hubungan antara elemen yang satu elemen lainnya.
7.     Menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan ke dalam suatu rencana kegiatan pembelajaran.
Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut model ini melibatkan sepuluh unsur seperti terlihat dalam flow chart berikut  ini :


 









Gerlach and Ely Design Model
                                                          
C.     Unsur- Unsur Model Desain Gerlach dan Ely
Beberapa unsur- unsur model desain yang dikembangkan Gerlach dan Ely, yaitu:
a.      Merumuskan Tujuan Pembelajaran ( Specification of Objectives)
 Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai delam kegiatan pembelajaran. Dalam tujuan pembelajaran merumuskan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa pada tingkat jenjang tertentu, sehingga setelah selesai pokok bahasan tertentu siswa dapat memiliki kemapuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan oprasional agar muda diukur dan dinilai.
b. Menentukan Isi Materi (Specification of Content)
Bahan / materi pada dasarnya adalah “isi/konten” dari kurikulum, yakni berupa pengalaman belajar dalam bentuk topic/subtopic dan rinciannya. Isi materi berbeda-beda menurut bidang studi, sekolah, tingkatan dan kelasnya. Namun isi materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c.   Penilaian kemampuan awal siswa (Assessment of Entering Behaviors)
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal, hal ini penting bagi guru agar dapat memberikan porsi pelajaran yang tepat, juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam pembelajaran atau dalam penggunaan metode pembelajaran.
d.      Menentukan Strategi (Determination of Strategy)
Dalam tahap ini pengajar harus menentukan cara yang dapat mencapai tujuan intruksional dengan sebaik-baiknya. Menurut gerlach dan ely ada dua macam pendekatan, yaitu :
1.      Bentuk ekspose (expository) yang lazim dipergunakan dalam kuliah-kuliah tradisional, biasanya lebih bersifat komunikasi satu arah. Pada expository, pengajar lebih besar perananya, Siswa diharapkan bisa memproses informasi dari pengajar.
2.      Bentuk inquiry lebih mengutamakan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Pengajar hanya menampilkan demontrasi. Siswa dianjurkan untuk mengajukan hipotesis sebanyak-banyaknya serta pertanyaan kepada guru, tetapi siswa dapat menemukan jawabannya sendiri.
e.   Pengelompokan Belajar (Organization of Groups)
Setelah menentukan strategi, pengajar harus mulai merencanakan bagaimana kelompok belajar akan diatur. Pendekatan yang menghendaki kegiatan belajar secara mandiri dan bebas (independent study) memerlukan pengorganisasian yang berbeda dengan pendekatan yang memerlukan banyak diskusi dan partisipasi aktif siswa dalam ruang yang kecil, untuk mendengarkan ceramah dalam ruang yang luas.
f.   Pembagian Waktu (Allocation Of Time)
 Pemilihan strategi dan teknik untuk ukuran kelompok yang berbeda-beda tersebut mau tidak mau akan memaksa pengajar memikirkan penggunaan waktunya, yaitu apakah sebagian besar waktunya harus dialokasikan untuk presentasi atau pemberian informasi, untuk pekerjaan laboratorium secara individual, atau untuk diskusi. Mungkin keterbatasan ruangan akan menuntut pengaturan yang berbeda pula karena harus dipecah ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
g.  Menentukan Ruangan (Allocation of Space)
Alokasi ruang  ditentukan dengan menjawab apakah tujuan belajar dpat sipakai secara lebih efektif dengan belajar secara mandiri dan bebas, berinteraksi antar siswa atau mendengarkan penjelasan dan bertatap muka dengan pengajar. Ada tiga alternative ruangan belajar, agar proses belajar mengajar dapat terkondisikan, yaitu; ruangan kelompok besar, ruangan kelompok kecil dan ruangan untuk belajar mandiri.
  1. Memilih Media (Allocation of Resources)
Pemilihan media ditentukan menurut tanggapan siswa yang disepakati, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai stimulus rangsangan belajar siswa semata. Sebagai sumber belajar model ini yaitu; manusia dan benda nyata, media visual proyeksi, media audio, media cetak dan media display.
  1. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation of Permance)
Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku pada akhir kegiatan pembelajaran. Semua usaha kegiatan pembelajaran dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku akhir belajar tersebut. Instrumen evaluasi dikembangkan atas dasar rumusan tujuan dan harus dapat mengukur keberhasilan siswa secara benar dan objektif.
Yang dievaluasi dalam proses belajar mengajar sebenarnya bukan hanya siswa, tetapi justru sistem pengajarannya. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar terdapat rangkaian tes yang di mulai dari tes awal/ entering behavior untuk mengetahui mutu atau isi pelajaran apa yang sudah diketahui oleh siswa dan apa yang belum, terhadap rencana pelajaran yang akan di ajarkan. Entering behavior untuk mengukur dan mengelompokkan ke dalam kelompok yang kurang, sedang, dan pandai.
f.       Menganalisis Umpan Balik ( Analysis Of Feedback)
Umpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan system intruksional ini. Data umpan balik diperoleh dari evaluasi, tes, observasi maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha intruksional ini menentukan apakah system, metode, maupun media yang dipakai dalam kegiatan intruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin dicapai atau masih perlu disempurnakan.
D.    Kelebihan Model Belajar Gerlach Dan Ely
Model Gerlach dan Ely mempunyai perbedaan tersendiri dibanding dengan model  pembelajaran yang lain. Perbedaan yang paling kentara adalah diadakanya pretest (tes awal) sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam model Gerlach dan Ely, pretest merupakan kelebihan tersendiri dari model Gerlach dan Ely yang telah dikenal dan dikembangkan sejak 1971. Di samping itu, modelpembelajaran Gerlach dan Ely sangat teliti sekali dalam melaksanakan dan merencanakan pembelajaran, terbuk dengan adanya tahapan pengelompokan belajar, perhitungan pembagian waktu, serta pengaturan ruangan belajar.

E.     Kekurangan Model Belajar Gerlach Dan Ely
Model pembelajaran Gerlach dan Ely memiliki sedikit kekurangan, di antaranya adalah tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa sehingga sedikitnya akan membuat guru kewalahan dalam menganalisis kebutuhan belajar siswa selama proses pembelajaran. Bahkan mungkin lebih jauhnya akan membuat guru salah dalam memberikan dosis pelajaran karena tidak mengenal latar belakang keluarga, psikologis, pendidikan, social, serta budaya dari siswa tersebut.
F.      Contoh konsep Pengembangan
Contoh Konsep pengembangan desain pembelajaran Gerlach dan Ely dalam PAI di sekolah adalah sebagai berikut:
1.      Merumuskan tujuan pembelajaran (specification of object)
Tujuan pembelajaran agama disekolah sesuai dengan kurikulum, yaitu berupa pelajaran tentang cara baca Alqur’an, cara berwudhu, sholat dan lain-lain.
2.      Menentukan isi materi (specification of content)
Isi materi PAI berbeda-beda menurut tingkatan dan kelasnya, namun isi materi pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapainya. Dalam menentukan isi materi PAI harus diperhatikan batasan dan ruang lingkup materi karena berbeda menurut kelompok dan tingkatan kelas.
3.      Menurut kemampuan awal/penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of Entering behaviors)
Tes awal berfungsi untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal siswa dalam pelajaran PAI, sebelum mendapat materi yang sudah disiapkan oleh seorang guru.
4.       Menentukan teknik dan strategi (Determination of strategy)
PAI dikaitkan dengan kegiatan siswa atau siswi dikehidupannya sehari-hari. Masalah yang membosankan dalam pembelajaran harus dihilangkan. Sebelumnya ditambah pelajaran PAI yang jarang dipelajari di sekolah umum maka dalam mengajar PAI itu guru menggunakan metode yang aktif, kreatif dan inovatif (active learning). Artinya guru tidak menggunakan metode yang tepat untuk setiap materi, jangan disamaratakan setiap materi menggunakan metode yang sama dan siswa diajak untuk melakukan kegiatan itu, siswa jangan hanya mendengarkan cerita guru, hal itu akan membosankan peserta didik, apalagi jika penampilan guru tidak menarik maka lengkaplah sudah bahwa mata pelajaran PAI sangat membosankan, sehingga dengan desain ini diharapkan guru dapat membuat siswa tertarik terhadap pelajaran PAI.
5.      Pengelompokan belajar (Organization of groups)
Membentuk kelompok belajar yang menemukan sendiri sesuai dengan pengalaman masing-masing sesuai dengan tugas materi yang ditetapkan kepada siswa dalam pelajaran PAI.
6.      Menentukan pembagian waktu (Allocation of times)
Alokasi waktu harus ditentukan agar sebagian besar waktunya dapat dialokasikan untuk presentasi atau pemberian informasi, untuk pekerjaan observasi di musium secara individual, atau untuk diskusi dalam kelompok tentang materi pelajaran PAI.
7.       Menentukan ruang (Allocation of space)
Dalam pembelajaran PAI harus diberikan ruang agar dalam proses pembelajaran siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dan juga dengan guru.
8.       Memilih media instruksional yang sesuai (Allocation of Resources)
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI adalah:
a.       Audio (kaset audio, CD dll)
b.      Cetak (buku pelajaran, brosur, modul, leaflet, dan gambar)
c.       Proyeksi visual diam (OHP, film bingkai/slide)
d.      Audio visual gerak (film gerak bersuara, video, TV)
9.      Mengevaluasi hasil belajar (evaluation of performance)
Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa baik berupa tes objektif maupun essay yang berguna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar PAI di sekolah.
10.  Menganalisis umpan balik (analisys of feedback)
Melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran PAI baik dari guru ataupun siswa/peserta didik
G.    Kesimpulan
Model pembelajaran Gerlach dan Ely dikembangkan berdasarkan sepuluh unsure yaitu :
1.      Spesifikasi isi pokok bahasan
2.      Spesifikasi tujuan pembelajaran.
3.      Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa.
4.      Penentuan cara pendekatan, metode, dan tehnik mengajar.
5.      Pengelompokan siswa.
6.      Penyediaan waktu.
7.      Pengaturan ruangan.
8.      Pemilihan media/sumber belajar.
9.      Evaluasi
10.  Analisis umpan balik.













III.             Model Rancangan Perencanaan Pembelajaran Versi Penulis
Berdasarkan pertimbangan model desain pembelajaran Gerlach dan Ely,  mengembangkan komponen- komponen rancangan dalam pembelajaran sebagai berikut :

  Oval: Evaluasi SumatifRounded Rectangle: Media 
Pembelajaran
Tujuan khusus
 
Tujuan Umum
 
Merumuskan Tujuan
Pembelajaran
 
Oval: Umpan balikRounded Rectangle: Strategi Pembelajaran
Alokasi Waktu
 
Materi Pelajaran
 
Rounded Rectangle: Penilain Formatif











Rancangan yang penulis kembangkan mencakup komponen  diperlukan dalam melakukan perancangan pembelajaran yakni langkah – langkah yang dibutuhkan untuk  menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien serta meminimalisir kesulitan- kesulitan  dalam proses pembelajaran.
Tujuan dari disain pembelajaran yaitu membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan mengurangi tingkat kesulitan pembelajaran (Morrison, Ross, dan Kemp, 2007).
Menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah  pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan untuk tujuan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran menekankan pada gaya bagaimana menyampaikan materi yang meliputi: sifat, cakupan dan prosedur kegiatan yang memberikan pengalaman (Vermon S. Gerlach dan Donald P. Ely, 1980). Model desain instruksional yang dikembangkan Gerlach dan Ely sangat cocok dijadikan sebagai pedoman untuk membuat perencanaan pembelajaran.





















Daftar Pustaka
Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.
Gerlach, Vernon S. & Donald P. Ely. Teaching dan Media: A Systematic Approach. Second edition. (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1980
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2007. Prinsip- prinsip pembelajaran, instructional design principle.Jakarta: Prenada Media
Pribadi Deni A.2009.Model Design Sistem Pembelajaran. Jakarta:Dian Rakyat
Rusman.2010. Model-model pembelajaran,Jakarta: RajaGrafindo Persada



Tidak ada komentar:

Posting Komentar