Selamat Datang

Senin, 13 Mei 2013

Landasan Teknologi Pendidikan



UJIAN AKHIR SEMESTER LANDASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1.      Di dalam definisi TP tahun 1994 tercantum 5 (lima) kawasan TP, sedangkan di dalam definisi TP 2008 hanya 3( tiga) saja. Apa komentar anda dalam hal ini?
Jawaban:
Tahun 1994 AECT mengeluarkan definisi lagi yang ditulis oleh Seels dan Richey dalam buku Instructional technology: The definition and domains of the field. Menyebutkan “instructional technology is the thory and practice of design, development, utilization, management, and evaluastion of process and resources for learning” (Seel dan Richey, 1994). Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dari perancangan pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan evaluasi pada proses dan sumber untuk belajar.
Definisi  Teknologi pembelajaran 1994 merupakan teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi  tentang proses dan sumber untuk belajar.Definisi ini mengandung pengertian semakin memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang garapan dan profesi,  yang perlu didukung oleh landasan teori dan praktek.  Definisi ini juga  berusaha menyempurnakan domain atau kawasan bidang kegiatan teknologi pembelajaran melalui kajian teori dan penelitian. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.
Definisi terbaru tahun 2008 merupakan  pengembangan dari kawasan sebelumnya, dan tiap kawasan berlanjut perkembangannya.  Definisi 2008 sudah lebih spesifik karena menekankan pada studi & etika praktek.  Berikut definisi Teknologi Pendidikan dari AECT Tahun 2008 “Educational Technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological process and resources”. Teknologi Pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak dapat dipungkiri perkembangan  terhadap definisi teknologi pendidikanpun tidak dapat terelakkan,di masa  akan datang teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang  menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Definisi yang diwarnai dengan  konsep kawasan Teknologi Pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori, dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, yakni untuk:
a.      Merancang, mengembangkan, dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan mesin dalam hal untuk memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran.
b.     Pedoman untuk perubahan suatu sistem dan praktek dalam hal untuk menjadi bagian dalam mempengaruhi arus perubahan dalam kehidupan sosial. 
Dari pengertian TP 1994 dan pengertian TP 2008 sebenarnya konsep kawasannya masih sama, hanya redaksi bahasanya yang berbeda. Intinya kawasan TP 1994 dengan kawasan TP 2008 berkesinambungan  antara kedua.  
2.      Sejarah  perkembangan TP sampai tahun 1990 sudah banyak  di bahas. Jelaskan perkembangan  TP setelah 1990 sampai sekarang?
Jawaban:
Pada tahun 1990, satu komputer per anak  menjadi yang sangat umum menyangkut urusan di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Meskipun komputer akhirnya dapat memiliki dampak besar pada praktek pembelajaran di sekolah, pada pertengahan 1990-an, hanya dampak kecil. Survei mengungkapkan bahwa pada tahun 1995, meskipun sekolah-sekolah di Amerika Serikat rata-rata hanya memiliki satu komputer untuk sembilan siswa, dampak komputer pada praktek pembelajaran sangat minim, dengan sejumlah besar guru melaporkan sedikitnya penggunaan atau tidak ada komputer untuk pembelajaran. Selain itu, dalam banyak kasus, penggunaan komputer jauh dari inovatif. Di sekolah dasar, guru melaporkan bahwa komputer sedang digunakan terutama untuk … dan praktek; pada tingkat menengah, laporan menunjukkan bahwa komputer digunakan utama untuk mengajar keterampilan yang berkaitan dengan komputer seperti pengolah kata (Anderson & Ronnkvi1999; Becker, 1998; Kantor Technology Assessment, 1995)
Sejak tahun 1995, kemajuan pesat dalam komputer dan teknologi digital lainnya, serta Internet, telah menyebabkan minat yang meningkat pesat penggunaannya, media ini di gunakan  untuk tujuan pembelajaran, khususnya dalam pelatihan bisnis dan industri. Sebagai contoh, sebuah survei terbaru lebih dari 750 perusahaan pelatihan industri (Bassi & Van Buren, 1999) mengungkapkan bahwa persentase dari pelatihan yang disampaikan melalui teknologi baru seperti CD-ROM, intranet, dan internet meningkat kurang dari 6% di tahun 1996 menjadi lebih dari 9% pada tahun 1997 dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 22% pada tahun 2000. Survei lain baru-baru ini melaporkan bahwa pada tahun 1999, 14% dari semua pelatihan formal disampaikan melalui komputer (“Laporan Industri 1999″, 1999).
Dalam beberapa tahun terakhir, minat dalam menggunakan Internet untuk tujuan pembelajaran juga telah berkembang pesat dalam pendidikan tinggi dan militer. Sebagai contoh, antara tahun akademik 1994-1995 dan 1997-1998, pendaftaran dalam kursus-kursus belajar jarak jauh di lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat hampir dua kali lipat, dan persentase institusi yang menawarkan program pembelajaran jarak jauh meningkat dari 33% menjadi 44%, dengan 78% dari publik empat tahun lembaga yang menawarkan program tersebut. Selain itu, sedangkan pada tahun 1995, hanya 22% dari lembaga pendidikan tinggi menawarkan program pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi internet berbasis asynchronous, pada tahun akademik 1997-1998, 60% dari lembaga melakukannya (Lewis. Salju, Farris, Levin, & Greene, 1999). Dalam militer, pada tahun 2000, Sekretaris Angkatan Darat AS mengumumkan bahwa 5600000000 akan dihabiskan selama enam tahun ke depan untuk memungkinkan tentara dalam mengikuti kursus pendidikan jarak jauh melalui Internet (Carr, 2000).
Sejak tahun 1995, ada juga peningkatan yang signifikan dalam jumlah teknologi yang tersedia di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Sebagai contoh, hasil survei nasional 1998 (Anderson & Ronnkvist, 1999) mengungkapkan bahwa sementara pada tahun 1995 rata-rata ada satu komputer untuk setiap sembilan siswa, pada tahun 1998 rasio tersebut telah dikurangi menjadi satu komputer untuk setiap enam siswa. Selain itu, persentase sekolah yang memiliki akses Internet meningkat dari 50% pada 1995 menjadi 90% pada tahun 1998. Namun, sebagaimana telah terjadi sepanjang sejarah media pembelajaran, peningkatan kehadiran teknologi di sekolah-sekolah tidak selalu berarti meningkatnya penggunaan teknologi untuk tujuan pembelajaran. Anderson & Ronnkvist (1999) juga menyatakan bahwa meskipun jumlah komputer di sekolah telah meningkat, sebagian besar komputer yang cukup terbatas dalam hal perangkat lunak. Selanjutnya, mereka menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar sekolah sekarang memiliki akses Internet, akses siswa ke Internet terbatas di banyak sekolah, beberapa siswa dapat menggunakannya pada sekolah mereka. Pengamatan ini membuat sulit untuk memastikan sejauh mana praktik pembelajaran di sekolah-sekolah telah dipengaruhi oleh adanya peningkatan media.
Terlepas dari ketidakpastian tentang sejauh mana penggunaan media di sekolah, sebagian besar bukti yang dikutip jelas menunjukkan bahwa sejak tahun 1995, telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam penggunaan media pembelajaran dalam berbagai pengaturan, mulai dari bisnis dan industri untuk pendidikan militer dan lebih tinggi. Dalam bisnis, industri, dan militer, Internet dilihat sebagai sarana memberikan instruksi dan informasi untuk pelajar secara meluas dengan biaya yang relatif rendah. Selain itu, dalam banyak kasus, aksesibilitas komputer yang mudah memungkinkan peserta didik untuk menerima dukungan instruksi dan / atau kinerja (seringkali dalam bentuk sistem pendukung kinerja elektronik atau sistem manajemen pengetahuan) kapan dan di mana mereka membutuhkannya, karena mereka melakukan tugas-tugas pekerjaan tertentu.
Dalam pendidikan tinggi, pendidikan jarak jauh melalui Internet telah dilihat sebagai metode biaya rendah menyelenggarakan pembelajaran untuk siswa, karena berbagai faktor (misalnya, pekerjaan dan tanggung jawab keluarga dikarnakan faktor jarak geografis.). Namun, pertanyaan tentang efektivitas-biaya dari pembelajaran tersebut masih belum terjawab (Hawkridge. 1999).
Alasan lain bahwa media baru yang digunakan untuk tingkat yang lebih besar mungkin karena peningkatan kemampuan interaktif dari media. Moore (1989) menjelaskan tiga jenis interaksi antara agen yang biasanya terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi ini antara peserta didik dan konten pembelajaran, antara pelajar dan instruktur, dan di antara pembelajar sendiri. Sifat media pembelajaran yang umum selama beberapa bagian dari ketiga dua yang pertama, dari abad lalu (film dan televisi pembelajaran) dipekerjakan terutama sebagai sarana memiliki peserta didik berinteraksi dengan isi pembelajaran .Sebaliknya, melalui penggunaan fitur seperti e-mail, chat room dan bulletin board, Internet sering digunakan sebagai sarana antara peserta didik dengan instruktur dengan pelajar lain, serta dengan konten instruksional. Ini adalah salah satu contoh bagaimana beberapa media baru membuatnya lebih mudah untuk mempromosikan, berbagai jenis interaksi yang digambarkan oleh Moore.
Selain itu, kemajuan dalam teknologi komputer, khususnya berkaitan dengan meningkatkannya kemampuan multimedia media ini, membuat lebih mudah bagi pendidik untuk merancang pengalaman belajar yang melibatkan interaksi antara peserta didik lebih konten pembelajaran daripada sebelumnya. Misalnya, seperti jumlah dan jenis informasi yang dapat disajikan oleh komputer telah meningkat, jenis umpan balik serta jenis masalah, yang dapat disajikan kepada peserta didik telah sangat diperluas. Kemampuan ini meningkatkan pembelajaran menjadi menarik perhatian banyak pendidik. Selain itu, kemampuan komputer untuk menyajikan informasi dalam berbagai bentuk, serta memungkinkan peserta didik untuk mudah mencari link tentang  berbagai konten, telah menarik minat perancang pembelajaran memiliki perspektif konstruktivis. Orang yang sangat peduli dengan penyajian masalah otentik (mis. “dunia nyata”) dalam lingkungan belajar di mana peserta didik memiliki banyak kontrol atas kegiatan yang mereka terlibat dalam dan alat-alat dan sumber daya yang mereka gunakan, menemukan teknologi digital yang baru lebih akomodatif daripada pendahulunya.
Seperti beberapa contoh dalam beberapa paragraf sebelumnya menunjukkan, bahwa dalam beberapa tahun terakhir komputer, Internet. dan teknologi digital lainnya sering digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja melalui beberapa cara non-tradisional. Sebagai contoh, sistem kinerja komputer dibantu dukungan elektronik. sistem manajemen pengetahuan, dan pelajar-berpusat pada lingkungan belajar sering berfungsi sebagai alternatif untuk pelatihan atau pembelajaran langsung. Ketika dampak masa kini media pembelajaran sedang dipertimbangkan, jenis aplikasi tidak boleh diabaikan. Beberapa contoh Perkembangan Teknologi yang signifikan dewasa ini. Membuka bidang baru dalam beberapa cara yang signifikan dalam bidangnya. Contoh dari teknologi saat ini termasuk nanoteknologi, bioteknologi,robotik dan kecerdasan buatan. Integrasi teknologi adalah topik yang berhubungan, merupakan bidang yang penting, di mana berbagai disiplin ilmu yang menyatu dan untuk memperluas penyatuan atau mengembangkan berbagai bidang, menuju arah yang sama. Hal ini dapat dicontohkan sebagai berikut. Dulu komputer belum menjadi sangat berpengaruh dan media menjadi belum beberbentuk digital, kemudian disatukan menjadi teknologi yang sangat luar biasa pengaruhnya.

3.      Perkembangan TP terkait erat dengan perkembangan dan inovasi yang terjadi pada teknologi rekayasa (engineering technology). Jelaskan apa maksud pertanyaan ini dan berikan contoh- contoh yang mendukung pernyataan tersebut!
Jawaban:
Teknologi rekayasa adalah bidang studi yang berfokus pada penerapan teknik dan teknologi modern, bukan teoritis.  Rekayasa Teknologi pada umumnya mencakup instruksi dalam berbagai teknik fungsi dukungan untuk penelitian, produksi, dan operasi, dan aplikasi pada spesialisasi teknik tertentu.Rekayasa berasal dari penerjemahan kata ‘Engineering’. Arti dari engineering yaitu bidang, seni dan profesi yang menerapkan teknis, ilmiah dan pengetahuan matematika dalam merancang dan mengimplementasikan materi, struktur, mesin, peralatan, sistem, dan proses agar dapat mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Engineering merupakan bidang yang luas sehingga dipecah sesuai dengan bidang masing-masing. Hal ini dapat dicontohkan di perguruan tinggi kita, antara lain teknik informatika, teknik industri, teknik kimia, sistem komputer, sistem informasi, teknik sipil, teknik elektro, desain produk, dan lain-lain. Tetapi meskipun dilatih untuk satu bidang tertentu, seorang lulusan dalam bidang engineering, pada praktek dilapangan tentu dihadapkan dengan permasalahan yang multidisiplin. 
Teknologi rekayasa merupakan perubahan pada  revolusi keempat perkembangan TP,  pada revolusi ini berlangsung dengan perkembangan yang pesat dibidang elektronik. Yang paling menonjol adalah media komunikasi (radio, televisi, tape, komputer, internet, dll). Dengan pesatnya perkembangan elektronik, pendidikan mulai difokuskan pada mengajar anak didik tentang bagaimana belajar.
Lumsdaine (1964) menyatakan tentang pengaruh teknologi dan kerekayasaan dalam bidang teknologi pendidikan. contohnya, dari kimia ditemukan litografi dan fotografi (yang juga dipengaruhi optik); dari rekayasa mekanik ditemukan mesin cetak dan peralatan proyeksi; sedangkan penggabungan dari mekanik, optik, elektrik, dan elektronik maka dihasilkan gambar hidup, alat perekam, radio, televisi, mesin pembelajaran dan komputer.

4.      Apa yang di maksud dengan “resource  by design “ dan  “resource by utilization”? Berikan contoh untuk masing- masing 3 buah!
Jawaban :
untuk menjelaskan jenis sumber daya yang tersedia untuk membantu memfasilitasi pembelajaran, pernyataan definisi 1972 (AECT) membuat perbedaan berguna antara sumber desain dan sumber daya pemanfaatan:
beberapa sumber daya yang dapat digunakan untuk memfasilitasi belajar karena mereka dirancang khusus untuk mencapai tujuan. ini biasanya disebut " bahan sumber  pembelajaran".  Sumber-sumber lain ada sebagai bagian dari dunia normal, sehari-hari, tetapi dapat yang  ditemukan,diterapkan, dan digunakan untuk keperluan belajar. ini kadang-kadang disebut "sumber daya dunia nyata". Dengan demikian, beberapa sumber daya dijadikan sumber oleh desain dan orang lain menjadi sumber  belajar dengan pemanfaatan pembelajaran. perbedaan ini penting karena itu membuat jelas posisi "pembelajaran bebas, dunia nyata" sumber desain sebagai wilayah perhatian untuk teknologi pendidikan.
Tanpa definisi inklusif ini, "sumber dunia nyata " tidak selalu dimaksudkan untuk penggunaanpembelajaran  mungkin bahkan tidak dapat dianggap sebagai sumber daya. gagasan ini dinyatakan dengan jelas dalam definisi 1994: "sumber sumber dukungan untuk belajar, termasuk dukungan sistem dan bahan pembelajaran dan lingkungan sumber daya dapat termasuk apa pun yang tersedia untuk membantu individu belajar dan melakukan kompeten (seels & richey, 1994) penting untuk menyertakan" sumber pemanfaatan"dalam definisi saat ini, terutama dengan peningkatan yang signifikan dalam penggunaan sumber daya dalam lingkungan belajar yang kaya akan jenis informasi. Eksplorasi di program televisi publik seperti Kitchen Chemistry dan Backyard Geologi, misalnya, tergantung pada sumber daya yang awalnya tidak dimaksudkan untuk menjadi pendidikan, seperti baking soda dan cuka. Apakah hal tersebut berupa analog atau digital, digunakan oleh desain atau pemanfaatan, sumber memainkan peran integral dalam memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja.
Berikut ini perbedaan antara resource by design dan resource by utilization, beserta contohnya:
a.       Sumber belajar yang dirancang  (resources by design) ialah sumber belajar  yang  secara khusus dirancang dan dikembangkan  sebagai  suatu komponen dalam sistem pembelajaran  untuk memberikan fasilitas belajar yang bersifat terarah.
Contoh : Buku pelajaran, Modul,  CD interaktif tutorial multimedia.
b.      Sumber belajar yang dimanfaatkan (resources by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak didesain secara  khusus untuk keperluan pembelajaran, namun keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Contoh : Surat kabar, siaran televisi, perpustakaan, museum, dan lingkungan.

5.      Anderson merevisi taksonomi Bloom tentang hasil belajar dengan:
a.       Menggunakan kata kerja sebagai pengganti kata benda pada taksonomi bloom
b.      Menempatkan “ evaluation” pada tingkatan ke-5 dan mengaganti “synthesis” dengan “create” dan menempatkannya pada tingkatan ke-6.
Apa komentar anda mengenai perubahan ini?
Jawaban:
a.       Perubahan dari kata benda ke kata kerja karena taksonomi perlu mencerminkan berbagai bentuk atau  cara berpikir dalam proses yang aktif . oleh karena itu, kata kerja lebih sesuai daripada kata benda ”misalnya pengetahuan”, merupakan hasil berpikir bukan cara berpikir, sehingga direvisi menjadi “mengingat” yang menunjukkan proses berpikir pada tingkat awal.
b.      Kunci perubahan ini terutama terkait dengan termonologi. Menurut Anderson dan Krathwohl istilah knowledge, comprehension, application dan selanjutnya tidak menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu mengusulkan penggunaan terminologi berbentuk mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan menciptakan . Terminology ini  lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik. Kata- kata ini memiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasil dari proses belajar dengan kegiatan,seperti : membaca, mendengar, melakukan dan sejenisnya.
Dalam tabel terlihat perbedaan adanya revisi susunan tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi yaitu createAnderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan  akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka memindahkan kompetensi tersebut pada posisi puncak domain kognitif tapi mengubah istilah menjadi create (mencipta).
Tabel taksonomi Bloom dan Anderson
Bloom
Anderson
Pengetahuan
Menigingat
Pemahaman
Memahami
Penerapan
Menerapkan
Analisis
Menganalisis
Sintess
Menilai
Penilaian
Mencipta

Dapat disimpulkan bahwa taksonomi revisi Anderson menggambarkan kompetensi hasil belajar lebih rinci dan komprehensif. Ada baiknya taksonomi ini mulai dipahami secara mendalam dan diaplikasikan dalam perumusan tujuan pembelajaran. Diharapkan hasil belajar sampai tingkat tertinggi yaitu kreasi. Hal ini akan mengarahkan pembelajaran kepada kegiatan-kegiatan nyata yang yang bermakna . Jangan sampai pembelajaran terus menerus seperti sekarang yang miskin dengan bukti nyata hasil belajar. Kedepan diharapkan para peserta diuji kelulusannya tidak hanya berdasarkan nilai ujian tulis melainkan dari produk yang dihasilkan.  
6.      Kode etik asosiasi TP (AECT) bagian 1, prinsip 1 dalam tabel 11. 2 berbunyi : in fulfilling obligation to the individual, the member shall encourage independent action in an individual’s pursuit of learning and shall provide open access to knowledge regardless of delivery medium or varying points of view of the knowledge.
Prinsip ini dapat terkait dengan kode etik tentang penggunaan internet. Internet menyediakan jenis lingkungan sosial multi dimensi dan kebebasan dalam memperoleh informasi. Hal ini memang merupakan sesuatu yang diinginkan namun juga sering menimbulkan masalah.
Jelaskan maksud dari pernyataan ini dengan memberikan contoh- contoh!
Jawaban :
Kode etik merupakan sesuatu  aturan yang mengatur perilaku semua pihak yang ikut terlibat dalam disiplin ilmu dan profesi teknologi pendidikan. Adapun kode etik bertujuan untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan siswa, melindungi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, melindungi dan membina diri serta rekan seprofesi, mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi pendidikan.
Terkait dengan kode etik ini dimana salah satu fasilitas/akses untuk memperoleh pengetahuan adalah internet. Internet memang menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi manusia. Namun internet juga memiliki berbagai keterbatasan. Penggunaan internet sebagai akses terbuka untuk mendapatkan pengetahuan memang ada baiknya, dengan memanfaatkan internet kita dapat memperoleh informasi dan pengetahuan dengan cepat dan membantu mengatasi berbagai masalah belajar, seperti adanya program e-learning. Namun dengan adanya dampak positif terhadap pemanfaatan internet, tidak menutup kemungkinan adanya masalah atau dampak negatif. Berikut penjabaran tentang beberapa masalah
a.       kecenderungan siswa  menggunakan internet hanya untuk bermain game dan chatting.
b.      Timbul berbagai macam kejahatan. Contohnya, pencurian uang di Bank melalui internet yakni pembobolan kode pin.
c.       Pornografi, internet sangat identik dengan yang namanya pornografi. Dengan adanya kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Hal-hal seperti ini banyak merusak moral kalangan remaja maupun orang dewasa.
Ada beberapa manfaat dari penggunaan internet sebagai akses untuk memperoleh pengetahuan :
a.       Internet dapat digunakan sebagai sumber dan media belajar, karena mengandung berbagai macam informasi
b.      Internet dapat membantu kita untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang bervariasi
c.       Internet menyediakan kesempatan memperoleh informasi sesuai keiinginan
d.      Internet tidak dibatasi ruang, jarak dan waktu sehingga dapat digunakan kapan dan dimana saja.
e.       Adanya program e-learning membantu mengatasi persoalan pendidikan
f.       Hadirnya pendidikan jarak jauh dan library online sebagai akses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Disamping beberapa manfaaat tersebut, dalam penggunaannya sebagai akses dalam memperoleh pendidikan, diantaranya yaitu :
1.      Internet mengurangi komunikasi face to face, yang biasa ada dalam kelas
2.      Banyaknya orang yang menyalahgunakan internet untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
3.      Banyak orang yang menyalahgunakan internet dengan mengganggap internet sebagai sumber belajar utama dan selalu benar, contohnya, banyak orang membuat tugas dengan mengandalkan internet, dan ini menjerumuskan untuk menjjadi plagiat, karena belum tentu semua informasi yang diposting terbukti kebenarannya.
4.      Mengurangi pengoptimalan kegiatan pembelajaran,
5.      Memunkinkan terjadinya kecurangan dalam pembelajaran
6.      Tidak dapat mengetahui perkembangan peserta didik dengan tepat, contohnya pada pembelajaran web, dimana materi ajar disampaikan melalui web, dan belum tentu semua anak mempelajarinya dengan baik, karena tidak ada interaksi langsung tatap muka antara siswa dengan murid, sehingga menjadi kesulitabn belajar bagi anak
7.      Contoh lain dalam pembelajaran jarak jauh yang menggunakan modul, ini tidak memberi jaminan bahwa semua orang akan termotivasi dan mengerti dengan apa yang tercantum dalam modul, sehingga menimbulkan masalah bagi peserta didik.

7.      Di dalam jenis penelitian ATI, biasanya variabel utama terdiri dari perlakuan. Sedangkan variabel kedua merupakan karakteristik pembelajaran yang juga berpengaruh terhadap keberhasilannya dalam belajar. Berikut ini adalah beberapa diantaranya yang sering dicari pengaruhnya dalam penelitian ATI
Jawaban:
a.       Untuk penelitian pengaruh penggunaan modul,  menurut saya karakteristik yang cocok  dijadikan variabel kedua adalah minat belajar.  Pembelajaran yang menggunakan modul, merupakan sistem pembelajaran yang dirancang denagn tujuan siswa dapat  belajar mandiri. Dimana peserta didik belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan  belajarnya masing-masing dengan menggunakan bantuan  modul. Minat sangat tepat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian, karena minat belajar peserta didik dalam  pembelajaran  menggunakan  modul sangat menunjang keberhasilannya dalam belajar.
b.      Untuk penelitian “PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL”  Karakteristik yang cocok untuk dijadikan variabel kedua adalah “kemampuan awal”. Pembelajaran CTL merupakan pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru, melainkan peserta didik juga dituntut keaktifannya selama proses pembelajaran. Untuk mengetahui  pengaruh penerapan model pembelajar CTL pada hasil belajar siswa, maka perlu dilihat bagaimana kemampuan awal   yang dimiliki siswa.  Nantinya akan di bandingkan dengan kemampuan akhir siswa, dengan demikian  dapat diketahui apakah penerapan model pembelajaran CTL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, atau dengan kata lain apakah ada interaksi antara penerapan model  pembelajaran CTL dengan hasil belajar siswa.
8.      Penelitian pengembangan biasanya menghasilkan produk berupa program atau perangkat pembelajaran yang dalam pengembangannya dilakukan evaluasi formatif. Jelaskan aspek apa yang dievaluasi, apa instrumennya dan bagaimana langkah-langkahnya!
Jawaban :
Ø  Penelitian pengembangan
Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:
Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.
Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat menunjukkan nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut.
Van den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yakni
  1. Pengembangan prototipe produk
  2. Perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe produk tersebut
Sedangkan Richey dan Nelson (1996) membedakan penelitian pengembangan atas dua tipe sebagai berikut.
  • Tipe pertama difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau program tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
  • Tipe kedua dipusatkan pada pengkajian terhadap program pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran.
Ø  Evaluasi formatif
Evaluasi Formatif melibatkan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan menggunakan informasi ini sebagai dasar untuk pengembangan lebih lanjut. Metode Evaluasi formatif tegantung pada teknis (isi) review dan tutorial, uji coba kelompok kecil atau besar. Instrument pengumpulan data informal biasanya seperti lembaran observasi, wawancara dan test pendek. evaluasi formatif membutuhkan pertimbangan perhatian untuk menyeimbangkan penilaian kualitatif dan kuantitatif.
Ø  Aspek yang dinilai dalam evaluasi  pada penelitian pengembangan adalah kevalidan produk, kepraktikalitas produk, dan kefektifan produk.
a.       Kevalidan produk/ validasi
Tahap validasi ini dimulai dengan analisis pendahuluan dan penilaian para pakar yang ahli dibidang kajian yang sedang di teliti, minimal ada tiga para ahli yang melakukan proses validasi terhadap produk yang dikembangkan. Validasi bertujuan untuk mendapatkan masukan terhadap keseluruhan tampilan dan sistematis dari produk yang dikembangkan. Dari hasil validasi tersebut kemudian peneliti melakukan analisis. Bila hasil analisis  belum valid, maka dilakukan revisi setelah itu dilakukan uji coba terbatas pada subjek penelitian.
b.      Kepraktikalitas produk
Praktikalitas adalah tingkat keterpakaian perangkat/produk dalam kegiatan pembelajaran, yaitu melaksanakan percobaan terhadap produk yang telah dikembangkan yang telah direvisi berdasarkan penilaian validator. Praktikalitas dilakukan oleh praktisi yaitu guru yang bertujuan untuk mendapatkan penilaian, komentar dan saran mengenai pemahaman praktisi terhadap produk yang dikembangkan. Produk yang dikembangkan memiliki praktikalitas yang tinggi apabila bersifat praktis, artinya  mudah digunakan dan mudah di operasikan.
c.       Kefektifan produk
Keefektifan adalah tingkat seberapa efektif produk untuk digunakan nantinya. Kefektifan produk yang dikembangkan dapat dilihat dari lembar observasi yang diberikan kepada guru dan siswa. Kefektifan dapat diukur, apabila produk yang dikembangkan tidak membutuhkan biaya yang banyak dalam memproduksinya, dan tidak dibutuhkan waktu yang lama dalam memproduksi produk, serta seberapa bergunanya produk yang dikembangkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Ø  Tahap evaluasi formatif :
1.      Self Evaluation
  • Analisis
Tahap ini merupakan langkah awal penelitian pengembangan. Peneliti dalam hal inin akan melakukan analisis siswa, analisis kurikulum, dan analisis perangkat atau bahan yang akan dikembangkan.
  • Desain
Pada tahap ini peneliti akan mendesain perangkat yang akan dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan, dan metode yang akan di kembangkan. Kemudian hasil desain yang telah diperoleh dapat di validasi teknik validasi yang telah ada seperti dengan teknik triangulasi data yakni desain tersebut divalidasi oleh pakar (expert) dan teman sejawat.  Hasil pendesainan ini disebut sebagai prototipe pertama.
2.         Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one) secara paralel. Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada prototipe pertama dinamakan dengan prototipe kedua.
  • Expert Review
Pada tahap expert review, produk yang telah didesain dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari masing-masing prototipe. Saran–saran para pakar digunakan untuk merevisi perangkat yang dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para pakar (validator) tentang desain yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi dan menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.
  • One-to-one
Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan desain yang telah dikembangkan  kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk merevisi desain yang telah dibuat.
  • Small group
Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami pada saat uji coba pada prototipe pertama dijadikan dasar untuk merevisi prototipe tersebut dan dinamakan prototipe kedua kemudian hasilnya diujicobakan pada small group. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap field test. Hasil revisi soal berdasarkan saran/komentar siswa pada small group dan hasil analisis butir soal ini dinamakan prototipe ketiga.
3.       Field Test
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasar untuk merevisi desain prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke subjek penelitian dalam hal ini sebagai uji lapangan atau field test.Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan haruslah produk yang telah memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakan bahwa tiga kriteria kualitas adalah: validitas, kepraktisan, dan efektivitas (memiliki efek potensial).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar